Sonia Dea Octalia ♥

25 Oktober 2012

Simple Lie by Nina Ardianti



Judul: Simple Lie
Pengarang: Nina Ardianti
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 274 halaman
Harga: 20000

Finally, i got this novel! Sejak baca novel Fly To The Sky, yang ditulis oleh kak Nina (idih, sok akrab :D), aku jadi sukaaa banget sama gaya penulisannya kak Nina yang mengalir, rapi, dan intinya enak buat dibaca. Jadilah, aku ngesearch daftar novelnya kak Nina di Goodreads daaaaan.. ada satu novelnya yang menarik perhatianku, which is Simple Lie ini. Kenapa menarik? Bagi yang udah baca FTTS, tau dong pasti yang namanya Ilham? Fyi, Ilham adalah kakak Edyta. Siapa pula Edyta itu? Biar gak bingung, sini dijelasin. 

Jadi gini, karakter cewek utama di novel FTTS itu namanya Edyta. Dia punya dua orang kakak cowok, yaitu Ferro dan Ilham. Nah, kisah cinta Ilham itu ternyata punya novel tersendiri, yaitu Simple Lie ini. Got what i mean? Karena kisah Edyta di novel FTTS berhasil meraih nilai sempurna dariku, aku pun gak ragu-ragu buat langsung buka situs toko buku online, nyari buku ini di katalog, add to cart, dan tunggu konfirmasi! Oh iya, aku sama sekali gak baca sinopsis loh pas beli buku ini di tokbuk online itu. Yang jadi jaminan kalo novel ini gak akan mengecewakan, menurutku adalah nama kak Nina di halaman sampul ^^

Beberapa hari kemudian, pas ngecek e-mail, ternyata ada konfirmasi dari tokbuk online tempat aku (hampir) beli buku ini. Tebak apa isinya! Isinya adalah,"Maaf pelanggan yang terhormat, buku yang Anda pesan tidak dicetak ulang lagi/out of print". Kaget dan langsung lesu. Yaaah, kenapa gak dicetak ulang lagi, ya? Apa kurang laku, ya? Setelah lihat e-mail itu, aku langsung ngecek stock buku ini di tokbuk online lain. Dan hasilnya? Nihil. Buku ini udah gak dicetak ulang lagi. Tapi kenapa?? Satu hal yang aku lewatkan adalah buku ini keluaran tahun berapa, sih? Kok bisa gak cetak ulang lagi. Setelah dicek di Goodreads, ternyata novel ini keluaran tahun 2007. Wajar aja, lin kalau gak dicetak ulang lagi. -____-

Kecewa? Iyalaaah. Tapi bukan Alin namanya kalau gak berusaha dulu mati-matian. Setelah memastikan (ulang) bahwa novel ini emang udah lama dan gak dicetak ulang lagi, aku pun berusaha menghibur diri dengan berkata,"Hmm.. Kalau secondhand-nya ada gak, ya?". Nekat banget, gak sih? Hahahah tapi gitu deh kalau udah niat. Setelah sekian lama nyari di situs-situs yang (mungkin) menjual buku-buku bekas, akhirnya aku menemukan buku ini di salah satu thread Kaskus yang khusus jual buku-buku bekas! Lucky me? Gak lama-lama lagi, langsung add to cart, bayar dan menunggu di rumah dengan manis ;)

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* 

Rere adalah seorang mahasiswi jurusan Teknik Sipil yang bisa disebut sempurna. Kenapa? Gimana gak sempurna coba kalau punya wajah yang cantik, fisik yang menunjang, otak yang mampu mendapatkan IPK lebih dari 3.2, sahabat yang setia, pacar yang sempurna seperti Fedi, dan segudang kesempurnaan lain yang banyak banget. Seperti yang ditulis di sinopsis, semuanya berjalan sempurna hingga seorang cowok yang mungkin masuk kategori tengil seperti Ilham masuk dalam kehidupan cinta Rere dan Fedi.

Rere, yang selama ini Fedisentris banget, sadar ataupun tidak mulai "ngeh" dengan kehadiran Ilham. Awalnya, Rere berusaha untuk tetap setia pada Fedi. Lagipula, Rere emang sayang banget sama Fedi. Tapi, Ilham gituloh. He is too different to ignore. Yap, Ilham ini beda banget sama Fedi. Fedi adalah tipe cowok yang menjadi mimpi bagi setiap cewek. Orangnya baik, perhatian, pintar, bersih, lembut, setia dan romantis. Sounds perfect? Sedangkan Ilham adalah tipe cowok yang seperti udah aku bilang tadi, tengil, jorok, dan suka nyindir. Beda? Banget. Bagaimana kelanjutannya? Ayo baca Simple Lie ;)


Memasang ekspektasi yang tinggi. Itulah yang aku lakukan saat membuka halaman pertama novel ini. Wajib dong! Secara perjuangan ngedapetinnya aja ribet hehe. Apalagi novel ini ada embel-embel "keluarga Edyta"-nya. Tentu aku berharap tidak akan dikecewakan saat membaca. Dan hasilnya? Sorry to say, tapi aku kecewa, banget. Eitttts, tapi kecewanya cuma di bab-bab awal loh yaaa. Dari tengah sampai halaman terakhir, rasa kecewaku mulai luntur dan berganti dengan perasaan "hah?", "wooow", "gilaaaaa!". Yap, itulah serentetan ekspresi yang tergambar di mukaku saat membaca bab-bab akhir novel ini, terutama bab paling akhir :p Penasaran? Sorry, no spoiler =))

Nggak seperti karakter-karakter utama di novel lain yang biasa aku baca, Rere merupakan salah satu karakter yang aku benci. Ralat, sangat benci. Bener-bener gak nyangka kalo seorang Rere ternyata punya akal bulus yang buat aku kesel setengah mati. Salah satu ucapannya yang buat aku mendidih adalah:

"Gue nggak mau berada dalam posisi sebagai pihak yang bersalah. Kalau gue bisa bikin dia ngerasa bersalah, kenapa harus gue yang berada di posisi itu?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Followers ♥