Judul: Salam Terakhir Sherlock Holmes
Pengarang: Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 320 halaman
Harga: 30000
Sherlock Holmes pensiun. Have you ever thought about it? Seorang detektif ternama di London memutuskan untuk berhenti memecahkan masalah dan lebih memilih untuk menjadi peternak tawon di sebuah peternakan terpencil. Well, di buku yang satu ini kita akan diajak untuk (kembali) menjelajahi petualangan-petualangan Sherlock dan sobat setianya, Watson dalam memecahkan berbagai misteri, termasuk kisah mereka dalam memecahkan kasus terakhir Sherlock sebelum pensiun. Ada 9 kasus dalam novel ini dan aku akan membagikan 4 kisahnya pada kalian. Let's read!
1. Misteri Kotak Kardus
"Kalau aku sedang memilah-milah kasus yang bisa menunjukkan kehebatan daya pikir sahabatku, Sherlock Holmes, aku selalu berusaha memilih --semaksimal mungkin-- kisah-kisah yang tak menimbulkan sensasi namun menonjolkan kemahiran sahabatku."
Kasus ini dimulai di suatu siang pada bulan Agustus saat Sherlock menunjukkan surat dari Lestrade kepada Watson. Isinya, tentu saja tentang masalah kriminal yang menjadi spesialis dari Sherlock. Masalahnya adalah telah ditemukan sebuah paket misterius berisi dua buah potongan telinga yang dialamatkan kepada Ms. Cushing di Croydon. Lestrade mengalami sedikit kesulitan untuk melacak pengirim paket tersebut karena berdasarkan pengakuan kantor pos Belfast, ada banyak sekali paket yang dikirim pada hari itu. Sherlock tentu saja tertarik dan mengajak Watson untuk menemaninya memecahkan kasus langka tersebut. Mereka segera berangkat ke rumah Miss Cushing setelah memberi kabar pada Lestrade. Sesampainya di rumah Miss Cushing, mereka langsung dipersilahkan untuk melihat paket mengerikan tersebut di paviliun. Sherlock mengamati dengan seksama paket tersebut. Tali pengikat paket itu dilumuri oleh ter, ikat simpulnya juga sangat unik dan rapi. Selain itu, kardus paket tersebut ternyata beraroma kopi. Tidak sampai disitu, setelah diamati dengan seksama, Holmes menyimpulkan bahwa kedua potongan telinga tersebut milik dua orang yang berbeda. Siapakah dua orang tersebut? Mengapa Miss Cushing menerima paket tersebut?
2. Petualangan Lingkaran Merah
"Holmes memang tak tahan kalau disanjun-sanjung. Apalagi kalau kebaikan hatinya disebut-sebut. Kedua hal itu membuatnya menyerah."
Kasus ini mungkin terdengar sepele sampai-sampai Sherlock, awalnya, enggan menolong Mrs. Warren, sang pemilik sebuah pondokan. Akhir-akhir ini, Mrs. Warren merasa terganggu dengan kehadiran seorang pria, salah satu penyewa rumah di pondokannya. Pria tersebut telah membayar lunas biaya sewa penginapan untuk dua minggu. Bahkan, ia membayar dengan harga yang sangat mahal. Namun, Mrs. Warren dan keluarga harus menuruti beberapa syarat yang diajukan oleh pria tersebut, yaitu dia harus punya kunci rumah sendiri dan tidak ingin diganggu, dengan alasan apapun. Sepanjang ia menginap, pria tersebut hanya keluar rumah sekali, yaitu saat makan malam dengan keluarga Mrs. Warren. Selebihnya ia tidak pernah keluar. Bila ingin makan, ia akan membunyikan bel. Bila ingin meminta sesuatu, ia akan menuliskan permintaannya di secarik kertas yang ia selipkan di peralatan makannya. Begitu seterusnya. Sherlock merasa Mrs. Warren tidak perlu mengkhawatirkan masalah yang tidak seberapa ini, hingga akhirnya Mr. Warren mengalami penganiayaan. Mrs. Warren merasa bahwa pria penyewa kamarlah yang menjadi dalang dalam penganiayaan ini karena selama lima belas tahun mengelola pondokan, baru kali ini keluarga Warren mengalami musibah seperti ini. Berhasilkah Sherlock memecahkan masalahnya? Apakah pria penyewa kamar tersebut memang menganiaya Mr. Warren? Siapa sebenarnya pria penyewa kamar itu?
3. Petualangan Detektif yang Sekarat
"Selama ini aku selalu menghormati sikap Holmes dan selalu menuruti kemauannya, sekalipun aku tak mengerti maksudnya.Tapi sekarang naluri kedokteranku begitu tergelitik. Biarlah dia memerintah dalam hal-hal lain, tapi saat ini akulah dokter di kamar ini."
Di tahun kedua setelah menikah, Mrs. Hudson, pemilik rumah yang disewa Sherlock mendatangi tempat praktek Watson untuk mengabarkan kondisi Sherlock yang tengah sekarat. Mrs. Hudson mengatakan bahwa Sherlock sudah tiga hari tergolek lemah di ranjangnya. Mrs. Hudson sudah menawarkan diri untuk memanggil dokter. Namun, Sherlock, dengan sifat keras kepalanya, menolak mati-matian. Hingga akhirnya di hari ketiga ini, Mrs. Hudson mengancam akan memanggil dokter, dengan atau tanpa persetujuan Sherlock. Sherlock pun menyerah dan meminta Mrs. Hudson untuk memanggil Watson. Mendengar berita tersebut, Watson sangat panik dan bergegas menuju Baker Street. Sesampainya di kamar Sherlock, Watson tersentak melihat penampilan detektif kondang tersebut. Wajahnya cekung dan pusat pasi, bibirnya gemetar, tarikan napasnya serak dan sesak. Watson segera mendekat untuk memeriksa, namun Sherlock melarang. Penyakit ini adalah penyakit langka yang mematikan. Itulah alasan Sherlock. Namun, Watson tetap berikeras untuk memeriksa keadaan Sherlock. Sherlock pun menatap Watson dengan sinis dan memintanya untuk pergi menemui seorang pemilik perkebunan, Mr. Culverton Smith, yang diyakini bisa mengobati penyakit langka tersebut. Watson terheran-heran dengan sikap Sherlock yang malah ingin diobati oleh seorang pemilik perkebunan. Namun, melihat kondisi Sherlock yang begitu menyedihkan, Watson pun menemui Mr. Smith untuk meminta pertolongannya. Berhasilkah Watson menemui Mr. Smith? Apakah Sherlock akan sembuh kembali?
4. Petualangan Kaki Setan
"Bagi Holmes yang pemuram dan sinis, sambutan publik sangat menjijikkan."
Pada musim semi tahun 1897, Sherlock mengalami gangguan kesehatan. Semua ini disebabkan oleh kesibukannya dalam menangani kasus-kasus kriminal yang rumit, ditambah lagi dengan gaya hidupnya yang semrawut. Dr. Moore Agar yang menangani kesehatan Sherlock menyarankan Sherlock untuk menghentikan segala penelitian kasusnya dan beristirahat total. Maka dari itu, Sherlock dan Holmes menghabiskan musim semi mereka di sebuah pondok kecil di Cornwall. Liburan mereka tidak berlangsung lama, ketika seorang pendeta bernama Mr. Roundhay dan seorang pria wiraswasta bernama Trigennis mendatangi pondok mereka untuk meminta bantuan. Watson berniat untuk mencegah Sherlock menerima tugas tersbeut, namun sikap Sherlock yang sepertinya sangat tertarik membuat Watson yakin bahwa usahanya untuk mencegah hanya akan sia-sia. Pendeta tersebut melaporkan sebuah kejadian yang sangat mengenaskan. Malam sebelumnya, Trigennis berkunjung ke rumah kakak-kakaknya, Owen, George dan Brenda yang memang tinggal serumah. Pada pukul sepuluh lewat sedikit, Trigennis memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Saat itu, Owen, George dan Brenda masih melanjutkan main kartu di ruang duduk dalam keadaan sehat dan gembira. Keesokan harinya, Trigennis yang memang memiliki kebiasaan bangun pagi, berjalan kerumah kakaknya dan berpapasan dengan Dr. Richards yang menyampaikan kabar bahwa Brenda telah meninggal dunia, sedangkan Owen dan George mendadak gila. Trigennis tidak pernah menduga bahwa kakak-kakaknya akan mengalami kejadian seperti itu. Apakah yang sebenarnya terjadi? Siapakah yang membunuh Brenda? Mengapa Owen dan George tiba-tiba menjadi gila?
Akhirnya! Buku ini memang tidak terlalu tebal, namun aku menghabiskan seminggu lebih untuk menyelesaikannya. Bukan karena bahasanya yang ruwet, tapi karena selama seminggu kebelakang, aku sibuk bolak-balik dari rumah ke rumah sakit untuk menjenguk kakekku yang tengah di-opname. Syukurlah, kakekku sekarang sudah sehat dan aku bisa menyelesaikan bacaanku ini! :D
Ini adalah buku tentang Sherlock Holmes kedua yang telah kubaca dan seperti buku sebelumnya, aku sangat menyukai kisah-kisah petualangan Sherlock. Namun, menurutku kisah-kisah di buku ini tidak se-greget kisah-kisah di buku Petualangan Sherlock Holmes. Bukan berarti tidak ada yang menarik, ya. Kisah-kisah di buku ini tetap menarik, terutama kisah Petualangan Detektif Sekarat. Itu adalah kisah favoritku di buku ini. Aku sangat menyukai jalan ceritanya dan tentu saja twist-nya. Aku bahkan melongo saat tahu............. (dikosongin biar gak spoiler :p) Di buku ini, Sherlock tetap tidak kehilangan ciri khasnya yang sangat jenius dalam menarik kesimpulan meskipun telah memasuki masa senjanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar