Sonia Dea Octalia ♥

25 Oktober 2012

Honey Money by Debbie



Judul: Honey Money
Penulis: Debbie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 248 halaman
Harga: 37500

"It's not about how much love we have in the beginning. It is about how much love we build till the end....."

Diana alias Dee adalah seorang remaja kelas 3 SMA yang ngotot banget pengen punya pacar yang tajir. Alasannya? Sederhana. Ia ingin dijemput sang pacar naik mobil, ngedate di cafe mahal, dibeliin kado-kado mahal yang hanya bisa didambakannya, dll. Dee bukanlah gadis dari keluarga miskin hingga bela-belain cari pacar tajir. Ia berasal dari sebuah keluarga sederhana. Tidak miskin, tidak juga kaya. 

Papanya bekerja sebagai karyawan di perusahaan pembuat kartu. Sedangkan mamanya hanya ibu rumah tangga biasa. Rumah Dee tidak tergolong mewah, hanya 2 tingkat standar. Kendaraan keluarganya pun hanya Innova. Sejak kecil, ia diajarkan untuk hidup standar. Meskipun Dee adalah anak tunggal, orangtuanya tidak pernah memanjakan dia dengan berbagai macam fasilitas. Dee bahkan membuka les privat untuk mencari uang.


Di sekolah, Dee termasuk anak yang pintar dan ceria. Ia memiliki 2 orang sahabat cewek, yaitu Sandra dan Liana. Dee juga berteman akrab dengan Tutut dan Anthony. Diam-diam, Dee naksir dengan Tommy, salah satu teman seangkatannya. Ia senang sekali saat dipasangkan dengan Tommy menjadi salah satu crew di acara sekolahnya. 

Pada suatu hari, Ane, salah satu teman Dee merayakan ulang tahunnya. Dee, Liana dan Sandra menghadiri pesta tersebut. Disana, Dee berkenalan dengan Rendy, sepupu Dee. Sejak awal bertemu, Dee telah naksir Rendy. Bagaimana tidak? Rendy adalah cowok yang tampan, keren dan tajir. Ditambah lagi, sepertinya ia juga naksir dengan Dee. Bagaimanakah kelanjutannya? Baca dan temukan jawabannya :)


"No one falls in love by choice, it is by chance. No one stays in love by chance, it is by work. No one falls out of love by chance, it is by choice."


Awalnya, aku sama sekali tidak tertarik dengan novel ini. Mengapa? Karena usiaku yang hampir 18 tahun membuat aku merasa tidak cocok lagi dengan genre yang satu ini, teenlit. Bila ingin membeli teenlit pun, aku hanya membeli karangan penulis-penulis yang memang telah aku idolakan. Adikku lah yang ngotot ingin membelinya hingga membuatku mau tak mau akhirnya melirik novel ini. 

Saat membaca sinopsisnya, aku belum terlalu tertarik untuk membaca. Namun saat membaca testimoni, aku mulai tertarik. Banyak yang mengatakan bahwa novel ini "beda" lah, dapat menitikkan air mata lah, dll. Waaaw, hebat dong. Selain itu, aku juga melihat halaman-halaman awal dan sempat kagum saat mengetahui bahwa novel ini sudah cetak ulang hingga 5 kali. Gak ragu lagi, aku baca deh.

Menurutku, novel ini tidak buruk. Buktinya, aku bisa menyelesaikan novel ini dengan tuntas. Memang ada beberapa bagian yang sedikit membosankan dan membuatku ingin cepat-cepat membalik halaman tapi candaan dari Tutut atau Anthony membuatku betah membacanya. Aku juga menyukai beberapa rahasia dalam novel ini. Rahasia yang tidak terlalu menghebohkan sebenarnya namun diungkap di waktu yang tepat sehingga terasa pas. 

Novel ini juga berhasil membuatku merasa keki karena terus-terusan salah menebak. Aku memang biasa menebak-nebak saat membaca novel, terutama teenlit karena ceritanya yang biasanya tidak terlalu istimewa. Namun, saat menebak-nebak novel ini beberapa kali ramalanku meleset. Aku kira akan ada adegan klise khas sinetron di akhir cerita dan tebakanku salah (lagi).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Followers ♥