Sonia Dea Octalia ♥

25 Oktober 2012

Ai by Winna Efendi



Judul: Ai
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 282 halaman
Harga: 41500

Ini adalah novel kedua Winna Efendi yang telah kubaca. Sebelumnya, aku telah membaca novel Remember When yang kini bertengger di daftar novel favoritku. Aku masih ingat bahwa aku ikut merasakan emosi dalam novel tersebut. Aku masih ingat bahwa aku sempat menitikkan air mata saat membaca kisah 4 sahabat tersebut. Aku pun masih ingat bahwa 5 hati yang kuberikan untuk novel bersampul cantik tersebut. Dan kini, kisah tersebut terulang. Bedanya, 3 sahabatlah yang menjadi karakter utama dalam novel ini. Perbedaan lain adalah aku tidak menangis saat membaca novel ini dan aku tidak memberikan 5 hati untuk novel ini. Tidak seperti novel-novel GagasMedia lain yang menjadikan beberapa bait seperti puisi sebagai sinopsis, Ai menceritakan sinopsis yang benar-benar sinopis. Okee tidak berlama-lama lagi. Let's see!



Ai dan Sei. 2 sahabat karib yang hubungannya terlalu kompleks untuk dijelaskan dengan kata-kata. Mereka begitu dekat, begitu akrab, dan begitu tidak terpisahkan. Tanggal dan bulan lahir yang sama, sekolah yang sama, kelas yang sama bahkan duduk di meja yang sama. Ditambah lagi lokasi penginapan tempat Ai tinggal dan resoran milik keluarga Sei yang bersebelahan rumah, hubungan mereka pun tidak cukup bila hanya disebut sahabat. 

Meskipun demikian, mereka pun sempat berjarak saat Ai harus pindah ke Bali untuk tinggal bersama ibunya. Sei saat itu merasa sangat kehilangan. Mereka hanya berkomunikasi lewat surat hingga akhirnya Ai kembali lagi ke desa tempat tinggalnya dulu. Ai kembali karena ibunya telah meninggal dunia dan ia tidak punya kerabat lagi kecuali ayahnya dan Sei. Sei merasa hidupnya yang hampa sepeninggal Ai ke Bali kembali bersemangat saat Ai akhirnya kembali ke desa. Sejak saat itu mereka tidak pernah terpisah lagi. 

Pada suatu hari, Ai sedang membantu Sei membersihkan tauge di dapur. Tiba-tiba, seorang remaja Tokyo datang ke restoran Sei. Awalnya ia hanya bertanya tentang hotspot namun Ai dengan sifatnya yang supel malah mengajak laki-laki tersebut masuk ke dalam restoran untuk makan. Ai dan Sei berkenalan dengan lelaki tersebut dan namanya adalah Shin. Sejak saat itulah, persahabatan antara Ai dan Sei memiliki anggota baru, yaitu Shin.


Mereka bertiga bersahabat dengan sangat akrab. Bahkan, Shin pun masuk sekolah yang sama dengan Ai dan Sei. Persahabatan tersebut berjalan dengan indah hingga perasaan bernama cinta muncul di tengah-tengah mereka, di antara Ai dan Shin. Perasaan cinta tidak hanya dirasakan oleh Ai dan Shin. Sei pun sebenarnya memendam rasa cinta terhadap Ai. Namun Sei memilih untuk diam karena tidak ingin merusak persahabatan mereka yang telah dijalin bertahun-tahun.

Dan Ai pun memilih. Ai menjalin cinta dengan Shin. Agar tidak terpisah dengan Shin, Ai memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dengan Shin nanti, yaitu Todai di Tokyo. Sei sangat kecewa dengan keputusan Ai untuk kuliah di tempat yang sama dengan Shin. Sei merasa Ai telah mengkhianati janji yang pernah mereka buat dulu. Janji untuk kuliah di universitas kecil di desa mereka bersama Sei.

Ai yang sadar telah mengecewakan Sei pun meminta maaf dan mengajak Sei untuk kuliah di Todai. Awalnya, Sei menolak. Ia tentu tidak ingin menjadi pengganggu dalam hubungan Ai dan Shin. Namun, orang tua Sei ikut membujuk Sei hingga akhirnya Sei setuju untuk kuliah di Todai.

Singkat cerita, mereka bertiga berhasil kuliah di Todai. Mereka berangkat ke Tokyo, menyewa apartemen kecil dan kuliah di universitas yang sama bersama-sama. Lalu bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Sei akan terus memendam rasa cintanya pada Ai? Bagaimana pula kelanjutan hubungan Ai dan Shin? Baca dan temukan jawabannya :)


Persahabatan. Tema yang klasik, yang telah banyak disadur dalam novel namun tidak membosankan. Dan Winna adalah salah satu penulis yang membuat tema persahabatan tidak membosankan, setidak-tidaknya dari dua novel yang telah kubaca. Aku sangat menyukai karakter Shin dalam novel ini. Sifatnya yang supel, pengertian serta perhatian berhasil membuatku jatuh cinta. Bukan berarti Sei tidak menarik tapi sikapnya yang lebih lebih memilih untuk memendam perasaan itu kurang macho buatku. Hahaha :p

Selain karakter Shin, aku juga menyukai karakter Natsu. Aku kagum dengan sifatnya yang tegar, berjiwa besar dan sangat penyayang. Tidak hanya Natsu, aku juga menyukai karakter Chiharu dalam novel ini meskipun sosoknya tidak terlalu banyak mendapat bagian dalam novel ini.

Oh, iya aku tadi sempat menulis bahwa aku tidak memberikan lima hati untuk novel ini. Mengapa? Karena aku tidak merasakan greget dalam novel ini. Aku tidak merasa penasaran akan kelanjutannya karena aku sudah bisa menebak dari awal. Namun, novel ini tetapatut dibaca dan dikoleksi ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Followers ♥