Sonia Dea Octalia ♥

25 Oktober 2012

Koleksi Kasus Sherlock Holmes by Sir Arthur Conan Doyle



Judul: Koleksi Kasus Sherlock Holmes
Pengarang: Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 368 halaman
Harga: 38000

1. Kasus Klien Penting

"......, hukum Inggris yang terkenal kaku itu pun bersikap manusiawi dan lunak terhadapnya (Sherlcok Holmes)."

Pada tanggal 3 September 1902, Sherlock menceritakan sebuah kasus terbaru kepada Watson. Awalnya Sherlock mengira bahwa kasus yang tengah ditanganinya ini hanyalah ulah orang dungu yang tidak benar-benar membutuhkan pertolongan. Namun, Sherlock tetap menerima kasus tersebut sembari berharap bahwa semua ini bukan lelucon. Keesokan harinya, Sir James Damery, yang melaporkan kasus tersebut bertamu ke rumah Sherlock untuk berkonsultasi. Dalam kasus ini, Damery berperan sebagai perantara. Ia dimintai tolong oleh sahabatnya yang merasa simpati dengan keadaan seorang Jenderal, yaitu De Merville. Sahabat Damery, yang dirahasiakan identitasnya merasa prihatin dengan Merville sehingga meminta bantuan Damery untuk melapor pada Sherlock.

Masalah yang tengah dihadapi Merville adalah putrinya, Violet. Violet adalah gadis yang cantik, kaya, pandai dan luar biasa. Ia jatuh cinta dengan seorang duda bernama Baron Gruner. Cinta yang begitu besar membuat mereka memutuskan untuk menikah sesegera mungkin. Lalu, apa yang menjadi masalahnya? Masalahnya adalah Gruner bukanlah lelaki yang sepadan untuk Violet. Ia adalah seorang pembunuh kelas kakap yang tega membunuh istrinya sendiri. Namanya telah terkenal dimana-mana sebagai seorang bajingan dan hal ini tentu meresahkan Merville. Ia tidak ingin anak gadisnya menikah dengan Gruner. Namun, Violet tidak pernah mendengarkan nasihat ayahnya. Violet bukannya tidak tahu semua kebusukan Gruner. Ia tahu, bahkan dari mulut Gruner sendiri. Namun, cintanya telah begitu buta hingga ia percaya saja saat Gruner mengatakan bahwa dirinya telah insyaf. Berhasilkan Sherlock membatalkan rencana pernikahan Violet dan Gruner? Siapakah sebenarnya klien Sherlock kali ini?

2. Kasus Prajurit Berwajah Pucat

"Seorang pendamping yang mampu memperkirakan kesimpulan-kesimpulan dan tindak-tandukku, pastilah sangat membahayakan. Tapi orang yang yang selalu terkejut bila terkadi perkembangan dalam penyelidikanku, dan yang tak tahu menahu tentang apa yang terjadi, benar-benar merupakan pendamping yang ideal."

Dari kutipan cerita diatas, apakah ada yang bisa menebak sudut pandang kisah yang satu ini? Sebagai pembaca yang biasa membaca kisah Sherlock melalui tulisan Watson, kisah ini termasuk salah satu yang paling unik bagiku. Mengapa? Karena kisah ini ditulis langsung oleh Sherlock Holmes.

Pada bulan Januari 1903, Sherlock dikunjungi oleh seorang pria terhormat, bernama James M. Dodd. Watson telah menikah saat itu, sehingga Sherlock hanya menjamu tamunya seorang diri. Dodd adalah anggota pasukan berkuda kerajaan dari Afrika Selatan. Ia memiliki seorang sahabat karib, bernama Godfrey. Godfrey adalah putra dari Kolonel Emsworth. Dodd dan Godfrey saling mengenal karena sama-sama menjadi tenaga sukarela di Dinas Ketentaraan. Pada suatu hari, Godfrey tertembak dalam suatu pertempuran. Awalnya, Dodd menerima surat pemberitahuan dari rumah sakit. Namun, sejak saat itu Dodd tidak pernah lagi menerima kabar dari Godfrey. Ketika perang usai, Dodd mengirimkan sepucuk surat kepada orang tua Godfrey. Ia hanya mendapat balasan bahwa Godfrey tengah keliling dunia dan baru akan kembali satu tahun mendatang.

Dodd merasa semuanya terasa janggal. Godfrey adalah sahabat yang baik hati. Rasanya tak mungkin bila Godfrey telah melupakan Dodd. Dengan keyakinan itulah, Dodd pun menemui Sherlock dan meminta bantuannya untuk menemukan Godfrey.

3. Petualangan Rumah Beratap Tiga

"Orang hidup harus punya makna. Kalau tidak untuk cinta, kekasihku, aku harus tetap hidup paling tidak untuk membalas dendam kepadamu."

Menurut Watson, kisah ini merupakan kisah yang paling dramatis dan tak terduga dari semua petualangan yang pernah dialami olehnya dan Sherlock. Saat itu Watson tengah mengunjungi Sherlock dan tidak tahu menahu dengan kasus yang tengah ditangani Sherlock.  Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan seorang Negro, bernama Steve Dixie yang garang memasuki rumah Sherlock. Negro tersebut memperingatkan Sherlock untuk jangan ikut campur dalam urusannya. Namun, Sherlock menanggapi semua gertakan Dixie dengan santai.  Saat Dixie telah pergi, Sherlock menceritakan kejadian yang baru saja terjadi, yang ternyata ada kaitannya dengan kasus yang tengah dihadapinya. 

Mrs. Mary Maberley adalah klien Sherlock kali ini. Ia meminta bantuan Sherlock untuk memberikannya saran sehubungan dengan rumahnya yang aneh. Sebenarnya, Sherlock telah mengenal keluarga Maberley sebelumnya. Suami Mary, Mortimer pernah menjadi klien Sherlock. Tidak hanya mengenal suaminya, Sherlock juga mengenal anak Mary, Douglas, yang meninggal gara-gara patah hati. Oleh karena itu, Sherlock tak segan-segan menerima kasus ini. 

Masalah yang dialami oleh Mary dimulai saat rumahnya hendak dibeli oleh seseorang. Mary, yang memang sejak dulu ingin sekali keliling dunia sangat senang saat rumahnya bersedia dibeli dengan harga berapapun. Namun, Mary merasa sedikit ragu saat agen penjual rumah tersebut berkenan untuk membeli rumah tersebut beserta seluruh perabotannya, tanpa terkecuali. Tentu saja Mary merasa agak bingung dan janggal, sehingga berniat untuk membatalkan jual beli tersebut. Setelah mendengar cerita dari Mary, Holmes berpendapat bahwa pasti ada sesuatu dalam rumah ini yang menarik dan ingin dimiliki oleh si calon pembeli. Benda apakah itu? Lalu, mengapa Dixie memperingatkan Sherlock agar jangan ikut campur?

4. Petualangan Tiga Garrideb

"Walaupun aku terluka--bahkan kalaupun terluka parah aku benar-benar rela, karena aku merasakan betapa setia dan penuh kasihnya sahabatku yang berwajah dingin itu terhadap diriku. Matanya yang besar dan keras menyipit sesaat, dan bibirnya yang kaku gemetaran. Baru sekali inilah aku melihat kehebatan hatinya sebagaimana kehebatan otaknya. Selama bertahun-tahun menemaninya beraksi, baru kali inilah aku menyaksikan luapan perasaannya."

Kutipan diatas adalah salah satu kutipan yang menjadi favoritku. Saat membaca kutipan diatas, aku benar-benar bisa merasakan begitu erat dan menakjubkannya persahabatan Sherlock-Watson. Bahkan, Sherlock pernah mengatakan, dalam salah satu kasusnya, bahwa satu-satunya pengkhianatan yang pernah dilakukan Watson terhadapnya adalah menikah.

Seperti kata Watson, kasus ini adalah kasus yang sebenarnya termasuk tragedi, namun terselip unsur komedi di dalamnya. Penasaran? Oke, begini kasusnya. Tak lama setelah berakhirnya perang Afrika, Holmes mendapatkan sebuah kasus yang unik. Kasus ini dimulai dari kematian Alexander Hamilton Garrideb. Ia adalah seorang pengusaha yang kaya raya, namun tidak memiliki satupun handai taulan. Pada suati hari ia bertemu dengan seorang Garrideb lain, yaitu John Garrideb, seorang penasihat hukum. Kesamaan nama belakang tersebut membuat keduanya akrab. Sebelum meninggal, Alexander sempat meminta John untuk mencari orang-orang yang bernama belakang Garrideb lagi. Namun, John yang sibuk menolak permintaan tersebut. 

Saat meninggal dunia, Alexander mewariskan semua kekayaannya untuk tiga orang Garrideb, termasuk John. Warisan tersebut hanya bisa diambil bila John telah menemukan dua orang Garrideb lainnya. Jumlah warisan yang begitu besar membuat John sangat tertarik dan berniat mencari dua Garrideb lain. Berhasilkah? Dimanakah letak unsur tragedinya?

5. Kasus Jembatan Thor

"Saya rasa saya tak perlu dipuja orang. Anda mungkin terkejut kalau saya mengatakan saya lebih suka bekerja tanpa menyebutkan nama saya, dan yang lebih menarik bagi saya adalah jenis masalahnya."

Cinta. Kasus ini berkaitan dengan satu kata tersebut. Neil Gibson meminta bantuan Sherlock untuk menolong seorang gadis baik hati, bernama Miss Dunbar yang akan segera dihukum karena tindak pembunuhan yang dituduhkan padanya. Neil Gibson adalah orang terkaya di dunia. Ia terkenal sebagai pria yang memiliki sifat garang. Istri Gibson adalah seorang wanita yang cantik, pintar dan terpandang. Mereka menjalani pernikahan dengan mesra hingga akhirnya Gibson sampai pada satu titik dimana ia mulai merasa jenuh. Ia merasa cintanya tidak lagi menggebu-gebu seperti dulu. Ditengah kehidupan rumah tangga yang hambar, Miss Dunbar hadir sebagai guru bagi anak Neil Gibson. Sebagai laki-laki yang normal, Gibson tak dapat menolak pesona Dunbar. Neil Gibson pun jatuh cinta pada Miss Dunbar. Segala cara pun ditempuh oleh Gibson untuk membuat istrinya benci dan meninggalkannya. Namun, sang istri memang patut dipuji kesetiannya. Ia bergeming.

Meskipun Gibson selalu bersikap kasar terhadapnya, kesetiaan dan cinta sang istri tidak pernah luntur. Dunbar pun sepertinya tahu diri. Ia bukanlah wanita penggoda. Ia dengan gamblang menolak cinta Gibson. Hingga suatu hari, sebuah kejadian mengenaskan terjadi. Istri Gibson ditemukan tewas di Jembatan Thor. Di tangan wanita tersebut terselip sebuah surat yang menjelaskan bahwa ia memiliki janji bertemu dengan Dunbar. Karena surat itulah, Dunbar pun dicurigai sebagai pembunuh Mrs. Gibson. Tidak hanya surat, pistol yang diduga digunakan untuk membunuh Mrs. Gibson pun ditemukan di kamar Miss Dunbar. Benarkah gadis lemah lembut yang bahkan tak tega membunuh lalat, seperti Miss Dunbar tega membunuh majikannya?


Apakah review-ku diatas terlalu panjang? Hehe, fyi i am a Sherlockian. Tentu saja kasus-kasus yang ditanganinya menjadi suatu hal yang menarik buatku. Maafkanlah diriku bila kalian merasa bosan :D Seperti buku-buku sebelumnya yang telah kubaca, buku ini sangat menyenangkan! Kisah-kisah yang ada dalam buku ini semakin membuatku kagum dengan kejeniusan Sherlock dalam memecahkan masalah. Oh, iya aku baru saja menemukan sebuah artikel yang menceritakan tentang museum Sherlock Holmes. Saat melihat foto-foto di museum ini, ingin rasanya langsung terbang ke London dan merasakan sensasi Baker Street. Check it!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket

Followers ♥